Ada satu cerita yang pernah mimin dengar dari klien waktu sesi foto. Ia bercerita tentang mamanya mantan pacar—seorang wanita tangguh, pintar cari uang, dan luar biasa hemat. Dari awal menikah sampai tua, ia menabung dengan tekun. Puluhan miliar terkumpul, bahkan mobil Alphard pun sebenarnya bisa dibeli dengan mudah. Tapi beliau tetap memilih hidup sederhana, naik mobil jadul, menahan keinginan, dan terus menabung.
Mimpinya sederhana: jalan-jalan keliling dunia setelah semua tabungan terkumpul. Sayangnya, takdir berkata lain. Setahun sebelum rencana itu terlaksana, beliau meninggal dunia. Uang yang dikumpulkan seumur hidup akhirnya bukan dinikmati oleh dirinya, tapi oleh suaminya bersama istri barunya.
Cerita itu bikin mimin tertegun. Betapa sering kita terjebak dalam pola pikir “save, save, save” tanpa sadar bahwa hidup tidak pernah bisa kita prediksi.
Kita semua tahu bahwa uang itu penting. Tanpa tabungan, hidup bisa goyah. Tapi ada bahaya lain: ketika kita terlalu fokus menahan diri, terlalu sibuk mengumpulkan, sampai lupa bahwa uang sejatinya adalah alat untuk hidup lebih baik, bukan penjara yang membatasi diri sendiri.
Kalau kita hanya menimbun tanpa menikmati, sering kali uang itu akhirnya jadi warisan. Dan warisan tidak selalu membawa kebaikan. Banyak kisah di mana harta malah merusak mental anak cucu, membuat mereka malas, atau bahkan berkonflik. Apa gunanya kerja keras seumur hidup kalau akhirnya justru menimbulkan luka baru?
Hidup ini singkat. Menabung untuk masa depan itu wajib, tapi membahagiakan diri di masa sekarang juga tidak kalah penting. Nikmati perjalananmu. Coba makanan enak, jalan-jalan, beli sesuatu yang bikin hati senang, atau lakukan hal-hal yang memang kamu idamkan sejak lama.
Dan satu hal yang sering dilupakan: abadikan momen itu.
Karena umur terus berjalan, wajah akan berubah, masa muda dan masa jaya tidak akan kembali. Foto-foto personal, entah itu bergaya profesional, glamour, atau sekadar ingin terlihat the best version of yourself, bisa jadi cara terbaik untuk “membekukan waktu.” Supaya kelak ketika usia menua, kamu bisa melihat kembali—“Oh, begini wajahku ketika masih penuh semangat. Inilah masa-masa yang aku perjuangkan.”










Kalau ada satu hal yang bisa dipelajari dari cerita klien tadi, itu adalah: jangan tunggu terlalu lama untuk bahagia. Nikmati hasil kerja kerasmu sekarang, sisakan untuk masa depan, tapi jangan lupa beri ruang untuk menghargai diri sendiri.
Karena menua itu pasti. Tapi meninggalkan jejak indah—baik dalam bentuk kenangan maupun foto yang akan selalu berbicara tentang siapa dirimu di masa itu—itu adalah pilihan.
💡 Jadi, kapan terakhir kali kamu menghadiahkan dirimu foto personal yang benar-benar menggambarkan siapa dirimu hari ini?
Kontak kami jika sobat berdiskusi tentang foto:
WhatsApp: 0812-8282-2522
Follow Instagram: @bestfotostudio